Ninja Tekno – Elon Musk beli twitter dan telah resmi melakukan langkah akuisisi pada Twitter Inc dengan nilai sebesar US$44 miliar atau jika dirupiahkan setara 683 triliun rupiah. Proses pengakuisisian ini berlangsung pada Jumat (28/10/22) lalu.
Beberapa kebijakan baru yang menimbulkan pro kontra di masyarakat langsung dilakukan oleh bos Tesla dan SpaceX ini. Diantaranya adalah dengan memecat CEO twitter, seluruh dewan direksi dan lebih dari 3000 orang staff via email.
Menurutnya, langkah tersebut perlu dilakukan untuk mengurangi beban gaji dan membangun ulang budaya kerja perusahaan. Seperti diketahui, kinerja karyawan turut membuat twitter selalu mengalami penurunan pendapatan dari tahun ke tahunnya.
Mendapat Kecaman dari PBB
Kasus pemecatan ribuan karyawan twitter yang dilakukan secara tiba tiba lewat email, memancing reaksi masyarakat dunia. Mereka menganggap hal tersebut kurang manusiawi dan tidak menghargai konstitusi yang ada di Amerika Serikat.
Selain itu, kasus pemecatan ini juga dianggap melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Twitter seperti tidak peduli dengan keadaan para karyawan dan nasib mereka setelahnya. Hal itu salah satunya dibuktikan dengan pemecatan yang hanya dilakukan via surat elektronik.
Komisaris Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Volker Turk, turut menanggapi kejadian tersebut. Ia meminta Twitter untuk menghormati HAM dan secara bersama sama menetapkan pagar pembatas untuk setiap aturan yang akan digunakan.
Menggunakan Centang Biru Harus Bayar Bulanan
Bukan hanya pemecatan karyawan, tweet dari Elon Musk tentang wacana untuk mengaktifkan biaya langganan bulanan bagi akun twitter centang biru juga dikecam. Centang biru adalah sebuah lencana yang disematkan pada akun akun yang terverifikasi.
Selama ini, pengguna twitter yang ingin menggunakan tanda verifikasi tersebut tidak pernah dipungut biaya. Mereka hanya perlu melakukan pengisian dokumen serta menyertakan beberapa dokumen pelengkap sebelum nanti diverifikasi oleh tim twitter.
Adapun, Elon Musk beranggapan, bahwa layanan berbayar pada centang biru ini adalah layanan untuk berlangganan pada twitter blue. Ia adalah sebuah layanan premium dari twitter yang akan menyediakan berbagai fitur eksklusif.
Selain itu, sistem baru terhadap akun centang biru ini bertujuan untuk kesetaraan dalam hal penggunaan twitter. Tidak ada istilah kaya atau miskin dalam media sosial twitter masa depan. Akun centang biru ataupun akun non centang biru semua sama saja.
Berapa Biaya Untuk Mendapat Centang Biru
Belum ada penjelasan resmi tentang sistem baru yang akan digunakan. Semuanya masih sekedar wacana dan belum diterapkan pada media sosial yang memiliki lambang burung berwarna biru tersebut.
Namun, yang jelas, di masyarakat sudah beredar kabar bahwa untuk mendapatkan akun bertanda centang biru, seseorang perlu membayar $8. Jika di konversikan ke dalam rupiah jumlahnya sekitar 120 ribu sampai 130 ribu rupiah.
Kabar tentang akan diterapkannya sistem berbayar pada akun centang biru juga turut memancing Presiden Turki, Tayyip Erdogan berkomentar. Dalam sebuah wawancara di televisi nasional, ia mengatakan ingin bertemu dengan Elon Musk untuk membahas tentang hal ini.
Belum jelas apa maksud dari Presiden Turki ini, apakah hanya sekedar lelucon atau mungkin ia benar benar ingin menemuinya. Bagaimanapun, seorang presiden bisa menggunakan langkah diplomasi untuk berdiskusi tentang keputusan tersebut.
Pengguna Mulai Meninggalkan Twitter
Banyak orang yang khawatir pada aplikasi twitter setelah diakuisisi oleh bos Tesla, Elon Musk. Maka dari itu, ribuan pengguna twitter mulai meninggalkan twitter dan beralih ke aplikasi lain, Seperti misalnya aplikasi Mastodon.
Aplikasi Mastodon memiliki fitur-fitur yang mirip dengan twitter. Mastodon dikembangkan secara swadaya oleh para pendirinya dan telah ada sejak tahun 2016. Ketika twitter dibeli oleh Elon Musk, mastodon melalui lonjakan pendaftaran akun.
Saat ini tercatat telah lebih dari 600.000 pengguna telah menggunakan akun Mastodon. Diantaranya adalah beberapa artis kenamaan dan beberapa figur penting, seperti Kathy Griffin, Molly Jong dan juga Sarah T. Roberts.
Di aplikasi Mastodon, beberapa pengguna saling mengeluhkan tentang kebijakan Elon Musk pada twitter. Mulai dari pemecatan karyawan, perubahan fitur dan juga perubahan moderasi konten pada aplikasi yang memiliki markas di San Fransisco ini.
Para Pengiklan Besar Mengancam Meninggalkan Twitter
Seperti diketahui, bahwa salah satu pendapatan terbesar dari Twitter berasal dari iklan yang dipasang oleh perusahaan-perusahaan besar di social media tersebut. Nantinya, setiap pengiklan harus membayar sejumlah uang tertentu agar iklan bisa tayang di Twitter.
Namun, kondisi tidak stabil yang tengah dihadapi twitter, turut memancing para pengiklan besar untuk menghentikan iklan sementara. Contohnya seperti perusahaan Volkswagen yang meminta merk merknya untuk menghentikan iklan berbayar di twitter.
Sejalan dengan Volkswagen, beberapa perusahaan pengiklan besar lainnya seperti General Motors Co juga melakukan langkah sama. Untuk sementara mereka akan menghentikan iklan mereka di twitter sampai ada keputusan lebih lanjut.
Adapun, Elon Musk sendiri berjanji akan mengurusi twitter dan menjadikan twitter sebagai media sosial baru yang lebih baik dari sebelumnya. Namun, tampaknya hal tersebut belum bisa mengubah keputusan para pengiklan besar untuk menghentikan iklannya.
Bagaimana Nasib Twitter Ke Depan
Elon Musk beli twitter menjadi topik hangat perbincangan warganet dunia. Beberapa kalangan menilai bahwa twitter akan semakin kehilangan pamornya. Apalagi setelah kasus pemecatan para karyawan twitter yang banyak mengundang kontroversi.
Namun, sebagian pihak lain menilai, bahwa twitter di tangan Elon Musk akan lebih berkembang dan lebih bisa bersaing dengan media sosial lainnya. Misalnya seperti Facebook, Instagram ataupun Tiktok yang dari tahun ke tahun semakin banyak diminati masyarakat.
Ke depan, Twitter diprediksi akan merubah beberapa sistem dan fitur dalam aplikasinya. Misalnya seperti pembatasan jumlah kata ketika memposting sebuah tweet yang selama ini banyak dikeluhkan oleh para pengguna.
Selain itu, ada sebuah wacana dimana Twitter akan lebih terbuka pada para konten kreator. Twitter kemungkinan akan membuka sistem di mana seorang konten kreator memungkinkan untuk mendapatkan uang dari media sosial tersebut.
Twitter sadar bahwa konten kreator adalah bagian penting dari sebuah bisnis. Dengan adanya konten kreator, Instagram, Tiktok ataupun YouTube memiliki pengguna yang stabil dan aktif berinteraksi di aplikasi.
Begitupun dengan facebook, beberapa tahun ke belakang mereka juga mencoba untuk mengakomodir para konten kreator berkreativitas. Salah satunya adalah dengan memunculkan fitur Ad Break Facebook.
Bukan tidak mungkin, twitter nantinya akan membuat fitur fitur serupa yang memungkinkan pengguna untuk berkreativitas. Dengan seperti itu, diharapkan Twitter menjadi lebih berkembang dan bisa menyaingi raksasa media sosial lainnya, seperti misalnya Tiktok.
Kesimpulan
Patut kita tunggu, apa yang akan terjadi pada Twitter setelah Elon Musk membeli twitter. Kemungkinannya hanya ada 2, yakni twitter akan terus berkembang menyaingi media sosial lainnya seperti Facebook, Instagram ataupun Tiktok.
Atau mungkin malah sebaliknya. Twitter akan mengalami kemunduran dan ditinggalkan para pengguna setianya. Hal ini mungkin saja terjadi jika Elon Musk dan tim baru yang ia bangun gagal menciptakan sistem yang menarik bagi para calon pengguna nya.